Sesungguhnya Cinta Itu Apa?
Cinta...
Aku tidak tahu banyak hal tentang cinta. Bahkan, mungkin sebenarnya aku tidak tahu apa-apa. Kurasa setiap manusia di bumi pernah mencintai sesuatu setidaknya sekali selama hidupnya. Mungkin saja mencintai diri sendiri, Tuhan, keluarga, teman, lawan jenis, hewan peliharaan, dan banyak lainnya. Karena ada begitu banyak hal di dunia yang bisa membuat kita jatuh cinta. Hal-hal yang remeh sekalipun.
Cinta yang kutahu adalah tentang penerimaan. Apa pun yang terjadi, bagaimana pun keadaannya, sekali pun ia menunjukkan warna aslinya, cinta mengaburkan batasan seseorang dan membuatnya bisa menerima semua itu. Jika seseorang sungguh-sungguh mencintaimu, dia akan membuatmu merasa aman untuk menjadi dirimu sepenuhnya saat sedang bersamanya. Tanpa takut akan penolakan. Tanpa takut merasa dihakimi. Jika tidak demikian, barangkali sejak awal ia telah keliru untuk menunjukkan rasa cintanya itu, atau cintanya memang sudah tak ada di sana lagi. Ya, cinta bisa menghilang. Sebagaimana waktu menyembuhkan luka, waktu juga mampu untuk menghilangkan perasaan cinta. Yang semula menggebu, kemudian menjadi biasa saja, lalu menghilang seperti tak pernah ada apa-apa. Terkikis waktu. Terkikis keadaan. Terkikis ego manusia, mungkin saja. Meski telah hilang, bukan berarti tak pernah ada.
Bagiku, cinta bak pisau bermata dua. Ia bisa membuatmu menjadi manusia paling bahagia di bumi, namun juga bisa mematahkan hatimu hingga berkeping-keping. Mencekikmu dengan kuat hingga rasanya kau ingin menyerah saja. Tak mampu menahan rasa sakitnya. Cinta juga seperti bunga mawar, bisa layu dan mati bila tidak konsisten disirami. Bunga mawar punya wujud yang sangat indah. Namun, di balik keindahannya tersebut, mawar berpotensi membahayakan bila kamu menyentuhnya dengan cara yang salah. Ia bisa menancapkan durinya di hatimu.
Cinta juga tentang pengorbanan dan penghargaan. Seseorang mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, materi, dan lainnya atas nama cinta. Mentang-mentang dicintai, kita tidak bisa bersikap semena-mena. Setiap orang perlu menyadari bahwa apa pun/siapa pun dapat pergi dan menghilang kapan pun. Kita memang tidak bisa memilih apa/siapa yang akan kita cintai, tapi kita bisa mempertimbangkan apakah cinta tersebut layak untuk diperjuangkan? Dari apa yang pernah kualami sebelumnya, meski sudah mengetahui jawaban atas pertanyaan tersebut, aku tetap bersikeras mengikuti kemauan hatiku. Sesekali terasa benar, di lain waktu rasanya telah mengambil keputusan yang salah. Aku hanya mengikuti ke mana hatiku melangkah. Meski sejujurnya aku curiga, sepertinya hatiku telah mati. Barangkali itu merupakan bentuk protes karena aku telah membiarkannya patah berkali-kali sejak lama. Rasanya seperti tidak benar-benar hidup.
Cinta...
Aku tidak tahu apa-apa. Aku berharap meski dunia berakhir, cinta punya gelembung-gelembung khusus yang senantiasa melindunginya sehingga ia akan tetap kekal selamanya.
KATA-KATANYA INDAH BANGETTTTT. Banyak definisinya, banyak wujudnya. Setuju banget. Makanya.. Beruntung buat orang-orang yang bisa nemuin hal untuk dicintai atau menerima cinta dari sisi lain.
BalasHapusBerdoaa untuk ibu penulis ini, untuk lebih banyak menemukan hal menarik untuk diceritakan dan digambarkan lewat kata-katanya. Semangatt terus sayang ku!💖🌻🍀
BalasHapusaamiin, makasih ta! semangat terus jugaaa lovvv🤍
Hapus