Am I Good Enough?


Setelah sekian lama, akhirnya aku menemukan satu tokoh dalam K-drama yang memiliki keresahan yang sama denganku. Dia adalah Yeom Ki-jung dari K-drama berjudul 'My Liberation Notes'. Drama yang saat ini tengah kutonton. Sejujurnya aku malu mengatakan ini, tapi keresahan yang kumaksud di sini adalah: am I good enough to be loved?

Aku lupa kapan terakhir kali aku merasa dicintai oleh lawan jenis yang tidak memiliki hubungan darah denganku, sebab beberapa tahun belakangan, kisah romansaku tidak pernah berjalan dengan baik. Aku selalu berakhir menyukai seseorang yang tidak memiliki perasaan terhadapku. Sebenarnya, ada beberapa orang yang pernah menyatakan perasaannya padaku, tapi aku tidak memiliki rasa yang sama dengan mereka. Dan bagiku, dicintai hanya akan terasa menyenangkan apabila orang tersebut adalah orang yang kucintai juga. Karena kalau tidak, aku akan diselimuti perasaan bersalah, sebab aku tahu bagaimana sakitnya. Aku juga pernah berada di zona abu-abu beberapa kali. Mereka yang datang seperti hanya basa-basi dan penuh keraguan. Aku benci membuang waktuku untuk hal seperti itu. Bagiku, iya atau tidak sama sekali.

Hal yang memperburuk (atau justru hal baik?) itu semua adalah aku tidak mudah jatuh cinta. Namun, sekalinya menyukai seseorang, perasaan itu bisa bertahan sampai bertahun-tahun lamanya. Rasanya bagai menyiksa diri sendiri. Dan aku benci diriku yang seperti itu. Lantas aku jadi bertanya-tanya, am I good enough for anyone? Am I worthy of love? I guess I'm not..

Kembali pada tokoh Yeom Ki-jung, dia heran mengapa tidak ada laki-laki yang tertarik dengannya padahal dia merasa dirinya sangat layak untuk dicintai. Saking hopeless-nya, dia sampai membuat statement yang bagiku terdengar ceroboh dan menyedihkan di waktu bersamaan: "Aku akan mencintai sembarang orang". Dia pun mencoba untuk mengikuti kencan buta, tapi berakhir semakin mempertanyakan value dirinya.

Aku tidak begitu mendambakan menjalin hubungan dengan seseorang karena sudah merasa cukup nyaman dengan keadaanku saat ini. Aku bisa bebas berteman dengan siapa saja, tidak ada hati yang perlu kujaga, tidak perlu membahagiakan siapa-siapa, dan banyak hal lainnya. Entahlah, apakah aku memang benar-benar merasa demikian atau itu hanya lah sugesti yang kubuat untuk melindungi diriku sendiri. Lagipula, aku harus selesai dengan diriku dulu dan love myself first before i love someone else, bukan? Supaya kalau nanti ada di suatu hubungan, prioritas pertamaku tetap lah diri sendiri. Jangan sampai jadi terlalu selfless dan mau dibodohi. Aku tidak ingin lebih selfless lagi daripada saat ini. Rasanya melelahkan. Serta apabila ditinggal pergi, aku hanya akan kehilangan seorang pasangan, tidak kehilangan diriku juga.

Terakhir, sejauh ini aku selalu memberitahukan perasaanku kepada orang yang kusukai. Baik saat masih menyukai orang tersebut, atau ketika sudah tidak menyukainya lagi. Setelah disampaikan, aku akan merasa sangat lega. Bagai memuntahkan isi perut yang membuatku mual sekian lama. Dan, ya, aku tidak menyesali apa pun. Meski saat ini kisah romansaku masih belum berakhir baik, aku harap aku tetap bisa merasa cukup tanpa membutuhkan validasi dari orang lain.

Anyway, karena sebentar lagi Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin, ya! Maaf kalau ternyata tulisan-tulisanku di sini ada yang menyinggung kalian. Aku sama sekali nggak bermaksud demikian. Semoga bahagia selalu, teman-teman. 🖤

Komentar

  1. dinn wanna hug u rn ☹

    BalasHapus
  2. Huwoo this one sangat menginspirasi... keren banget apalagi mengenai "love myself first before i love someone else". Ini penting banget buat w inget wkwk Baca bacaan mu selalu kek lagi dapat jawaban yang mau dicurhatin tapi selalu ga kesebut pas curhat wkwkkww love bangett.. kutunggu lagi ya nda selanjutnyaaa

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memori Baik dari Masa Putih Abu-Abu

September 2002: Dunia Menyambut Kelahirannya