A Letter from May 28th, 2020


Beberapa bulan yang lalu, tepatnya 28 Mei 2021, aku menerima sebuah e-mail yang ternyata adalah surat yang kutulis untuk diriku sendiri tahun lalu. Aku ingat pernah menulis ini, tetapi tidak ingat apa yang kutulis dan kapan tulisan tersebut akan sampai kepadaku di masa depan. Jadi, ketika menerima e-mail tersebut, aku cukup excited untuk membaca isinya.

Dear Dinda di 2021,

Semoga saat itu lo udah tenang karena berhasil keterima di universitas impian lo, yaitu ISI Jojga Jurusan Perfilman. Kalau pun lo gagal di percobaan pertama (SNM), semoga lo bisa kembali menata hati dan pikiran lo lagi dengan ga sedih sampe berlarut-larut. Gue percaya lo bisa menghadapi kegagalan dengan bersikap dewasa.

Pun kalau berhasil keterima, gue harap lo ga jadi manusia tinggi hati dan cepet puas dengan pencapaian lo. Inget, selamanya lo harus tetep belajar untuk jadi lebih baik lagi.

Gimana persoalan jerawat dan berat badan yang suka ngeganggu ke-insecure-an lo beberapa tahun belakangan ini? Semoga udah bisa lo atasi ya, Din. Entah 'bener-bener' teratasi atau hanya mindset lo yang berubah untuk ga permasalahin hal itu lagi, apapun nggak malasah.

Hati lo.. apa masih untuk orang yang sama? Apa lo masih nunggu dia dengan tanpa kepastian selama dua tahun? Atau akhirnya semua udah jelas? Apapun itu, lo harus inget bahwa you deserve all the love and happiness. Sekali-kali kasih hati lo jeda untuk rehat sejenak dari semuanya.

Saat itu lo mungkin lagi di fase akhir SMA dan akan berpisah sama temen-temen SMA lo karna pilihan univ kalian yang beda-beda. Jadi, coba inget baik-baik, apa lo masih ada masalah sama mereka yang belum lo selesain? Atau ada hal yang belum sempet lo sampein ke mereka, mungkin? Pokoknya, luangin waktu lo untuk nyelesaiin semuanya dengan baik. Buat salam perpisahan yang nantinya akan jadi bagian dari kenangan indah kalian. Maafin semua kesalahan mereka dan hilangin semua rasa kesel/benci yang ada di hati lo. Semua harus clear. Jangan sampe ada penyesalan di masa depan ya, Din.

Good luck untuk masa perkuliahan lo! Kalau nantinya lo akan merantau sendiri, semoga mental lo udah siap ya. Semoga segalanya lancar untuk masa depan lo. Jangan sampe putus kontak sama temen-temen deket lo! Awas ya! Mereka berharga banget buat gue saat ini.

Selamat dan semangat, Din!

—Dirimu di 2020.

Menanggapi surat tersebut, alhamdulillah saat ini aku sudah menjadi mahasiswa di universitas yang kuimpikan sejak kelas 10 SMA: ISI Yogyakarta. Sayangnya, saat tidak mendapatkan kuota SNM sekolah, aku menyikapi kegagalan itu dengan sedih sampai berlarut-larut. Untungnya, aku dikelilingi oleh orang-orang baik. Berkat doa, dukungan, serta bantuan dari mereka lah aku bisa kembali berdiri dan menguatkan tekad belajar untuk mengikuti UTBK. Meski selama perjalanannya penuh lika-liku dan air mata, akhirnya tetap sampai di tujuan juga. Tujuan yang tepat.

Persoalan jerawat dan berat badan masih berlanjut hingga detik ini. Tidak tahu kapan akan menemukan titik terang. Namun, pelan-pelan aku sudah mulai bisa menerima diri sendiri. Lagi pula, bagaimana orang lain bisa menerimaku kalau aku sendiri saja tidak bisa melakukannya?

Soal perasaanku terhadap orang itu, aku sudah berhenti menyukainya dan tidak menantinya lagi. Aku tidak tahu tepatnya kapan, tapi yang pasti setelah disibukkan dengan UTBK, perasaan tersebut perlahan memudar dengan sendirinya. Awal November lalu, aku akhirnya memberanikan diri untuk mengakui perasaanku kepadanya. Aku berkata bahwa aku sempat menyukainya, tetapi sudah tidak lagi. Setelah itu, aku merasa sangat lega. Rasanya seperti berhasil mencabut satu duri dari hatiku.

Jujur, aku sangat merindukan masa kelas 11. Rindu suasana kelas, kegiatan di organisasi, orang-orangnya, semuanya. Sangat disayangkan semua itu hanya berlangsung selama setengah tahun. Setelahnya, aku tidak merasa ada yang spesial lagi di SMA sebab semuanya dilakukan serba virtual. Rasanya masa SMA-ku terbuang begitu saja karena pandemi yang tidak kunjung selesai.

Saat ini aku telah merantau di Yogyakarta. Tentu ada plus-minusnya. Aku akan membahasnya secara terpisah di lain kesempatan. Intinya,  menyenangkan dan struggling di saat yang bersamaan.

Barangkali kalian juga ingin mencoba menulis surat untuk diri kalian di masa depan, kalian bisa mencobanya di sini: FutureMe

Sekian!

Komentar

  1. Menaklukan diri sendiri untuk sebuah pencapaian yg lu inginkan... Keren....
    dengan masa lalu yg menyapa hangat tandanya masa kini yang bakal lu jalanin adalah doa masa lalu yang ter jawab semoga happy di tempat rantau nya >.<

    BalasHapus
  2. aaa kerenn bangett, gw jadi berfikir mo nulis jugaa surat buatt future me. loo keren bangettt ndaaa, lo udah ngelewatin banyakk hall. mungkin dibandingkan dalem lo gw lebih kenal sama dinda yangg kalo ketawa lucu dan orang yang satu frekuensi sama gw kalo ngobrol. Tapi gw yakin lo yang dulu udah kuatt bangett, semuaanyaa semogaa bakal jadi pemacu lo jugaa di masa depan. lo dan orang sekitar lo udh cukup banget buat membentuk lo yang keren, gw jugaa bakal selalu ada kalo lo mintaa hehe semangattt di yogyaaa kawan, selalu ada yang istimewa di jogjaa ahayyy

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin, thankyouu ta!! semangat juga kuliahnya dan semoga apapun yg lagi lo usahain hasilnya baik. kalo udah di semarang bilang-bilang, siapa tau bisa ketemuu

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

September 2002: Dunia Menyambut Kelahirannya

Memori Baik dari Masa Putih Abu-Abu

Am I Good Enough?