Manusia Si Makhluk Kesepian


Sebagai seorang introvert, kuakui interaksi sosial bisa sangat melelahkan. Rasanya energiku terkuras habis setiap kali berinteraksi dengan orang lain sampai berjam-jam atau berada di lingkungan yang ramai. Untuk memulihkan energi tersebut aku membutuhkan waktu sendirian tanpa diganggu oleh siapa pun. Biasanya yang kulakukan adalah menonton film, drama, atau acara varietas Korea. Namun, tentu saja aku tetap butuh bertemu dan berinteraksi dengan orang lain. Maksudku, teman-teman dekat. Sejujurnya aku justru senang berkumpul dengan orang-orang yang memang dekat dan obrolannya nyambung denganku. Aku bisa sangat nyaman dan betah menghabiskan waktu berjam-jam bersama mereka. Kalau begitu kan rasanya energiku tidak terbuang percuma. Lain cerita kalau sekiranya kami tidak dekat dan obrolan mereka tidak nyambung denganku. Aku lebih baik tidak ikut kumpul-kumpul dan tetap di rumah. Karena aku benci merasa asing.

Setidaknya setiap tahun aku pasti bertemu entah dengan teman SD/SMP/SMA-ku. Dengan teman rumah hampir setiap malam sabtu atau malam minggu. Aku menikmati semua waktu yang kuhabiskan bersama mereka. Kalau sedang bersama mereka, aku bisa sejenak melupakan semua permasalahan yang sedang kuhadapi dan bahkan menjadikannya sebagai bahan obrolan. Juga sejenak lupa kalau aku ini kesepian.

Sayangnya, semua berubah ketika negara api menyerang. Tahun 2020 lalu menjadi tahun paling menjenuhkan sepanjang hidupku. Aku hanya bisa bertemu dengan teman-teman rumah dan beberapa kali dengan teman SMA karena memang ada keperluan seperti mengembalikan buku ke sekolah. Selama periode yang cukup panjang itu, rasa kesepian perlahan menggerogoti jiwaku. Berawal dari kesepian, lama-lama merambat ke berbagai perasaan negatif lainnya. Untuk diriku yang love languanges-nya lebih dominan ke quality time, keadaan seperti itu cukup menyiksa. Aku butuh teman berbicara yang nyata, bukan sekadar teman chatting semata. Perasaan kesepian itu tidak hanya aku yang mengalami, beberapa temanku sepakat kalau awal-awal pandemi tahun 2020 lalu juga membuat mereka merasa lebih kesepian daripada biasanya.

Ngomong-ngomong, apakah kalian pernah tiba-tiba merasa mellow di perjalanan pulang setelah kumpul dengan teman-teman?

Karena biasanya aku pulang-pergi naik ojek online, aku cukup sering termenung di perjalanan. Entah menatap jalan, langit, atau pohon-pohon dan orang-orang yang kulewati selama perjalanan. Otakku kembali memutar hal apa saja yang telah kulalui hari itu seperti potongan-potongan adegan pada sebuah film. Lalu, kalimat ini pun melintas di benakku, “Kok rasanya kosong banget, ya?”

Semakin aku merasa bahagia saat kumpul bersama teman-teman, maka aku akan semakin merasa kesepian setelahnya. Aku juga lebih memilih datang ke rumah temanku daripada mereka yang datang ke rumahku. Karena jika kumpulnya di rumahku, setelah mereka semua pergi, aku akan merasa sangat kesepian. Rasanya seakan-akan aku ditinggalkan. Selain benci merasa asing, aku juga benci perasaan itu.

Tidakkah manusia adalah makhluk yang kesepian?

Atau hanya aku seorang?

Komentar

  1. halo! semua yg lo rasakan wajar banget dan gue pun bisa relate dengan itu! kalo kata google soal quality time di kala long distance, mungkin bisa coba video call sambil main game online atau nonton film gitu hehe. i know it's helped me a bunch!

    can't say much but tetap semangat krn semoga bentar lagi dunia pulih. semoga selalu dipertemukan dengan keadaan yang menyenangkan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai alyaa! gue nggak terlalu nyaman call/video call sama orang lain di rumah, karena nggak punya ruangan sendiri. untungnya kadang chat masih cukup membantu, karena words of affirmation juga salah satu love languages gue yg dominan. btw makasih udah mampir lagi<3

      Hapus
  2. wuihh pertama-tama ini bahasaa nyaa tipe gw bangett, rasanya tenang pas baca ini dan pengen baca terus. AKU PENDUKUNG TULISAN MUU NDAAA. menurut gw ini normal banget buat ngerasa kesepian setelah dititik lo ngerasa rame yaa kayak nonton kembang api, semua keliatan bagus rame dilangit yang awalnyaa gelap banget apalagi kalo dikampung wkwkw apasi gw. Tapi mungkin ada baiknyaa lo ngerasaa itu sebagai hal yang nyenengin kayak inget aja obrolan tadi lo gak perlu ngerasa kesepian karena yang namanyaa dateng pasti ada pergi, mulai aja senyum sama ingetan soal tawa lo sebelumnya. karena walaupun pergi mereka gak pamit, mereka pasti bilang "seneng banget, pengen ketemu lagi" seenggaknyaa itu yang selalu gw rasain kalau abis ketemu lo. yang harus lo inget kita semua ini pemilik memori masing2 mo kegiatan sama pun kesan memori nyaa pasti beda, selalu simpen itu sekarang seenggaknyaa lebih lama buat cadangan pembuat senyum setelah pisah, jadi besok2 pas di gojek lo jadi bisa senyum dan pengen sampe rumah karena udh bahagiaa hari itu. hoho love youu

    BalasHapus
    Balasan
    1. gue juga senenggg setiap abis ketemu sama lo, walaupun ketemunya jarang:( lov u too, ta!

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memori Baik dari Masa Putih Abu-Abu

September 2002: Dunia Menyambut Kelahirannya

Am I Good Enough?