Tidak Apa-Apa, Sungguh

Hai, bagaimana keadaanmu?

Jika kukatakan kalimat semacam,
"Tidak apa-apa, kau telah berusaha keras."
"Tidak apa-apa, kau bisa mencobanya lagi."
"Tidak apa-apa, semua akan kembali baik-baik saja."

Kau mungkin ingin mencengkram kerah bajuku kuat-kuat. Kau muak mendengar semua kata-kata itu yang bagimu hanyalah bualan bodoh tak masuk akal dan sangat naif.

Aku pun sepakat denganmu. 

Tidak ada orang yang baik-baik saja setelah kerja kerasnya tidak terbayarkan. Tidak ada orang yang baik-baik saja setelah gagal dan harus mencoba kembali. Dan hei, bagaimana bisa aku yakin bahwa semua akan kembali baik-baik saja? Aku ini 'kan bukan Tuhan yang Mahatahu segalanya?

Kuharap kau tidak salah paham. Aku hanya ingin kau tahu, ketika aku mengatakan semua itu, aku sungguh-sungguh bermaksud mengatakannya. Maksudku, kau memang telah berusaha semampumu, kau sendiri yang bisa memutuskan apakah akan mencobanya kembali atau tidak, dan kau akan kembali baik-baik saja. 

Meski kita sama-sama tahu, pulih dari semua rasa kecewa itu membutuhkan waktu, aku doakan agar kau tidak menyerah. Mungkin tidak sekarang, bisa jadi prosesnya melelahkan, tapi cobalah untuk yakin dengan dirimu sendiri.

Tidakkah kau merasa bangga dengan dirimu sendiri? Tidak perlu kujelaskan sehebat apa dirimu karena sudah bertahan sejauh ini, bukan? Kau sendiri yang paling tahu perjuanganmu. Bagaimana kau berhasil menata kembali kepingan-kepingan dirimu yang patah seusai dihantam kerasnya dunia.

Boleh aku meminta satu permintaan?

Aku ingin kau menepuk-nepuk pelan bahumu dan berkata pada pantulan dirimu di cermin. "Terima kasih telah berjuang bersamaku hingga detik ini. Aku mencitaimu."

Hei, sungguh, tidak apa-apa.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

September 2002: Dunia Menyambut Kelahirannya

Memori Baik dari Masa Putih Abu-Abu

Am I Good Enough?