Jikalau Dilahirkan Kembali
Apabila
ditanya: “Jikalau dilahirkan kembali, ingin jadi apa?”
Jelas,
tetap menjadi manusia. Mungkin terlahir sebagai hewan akan terdengar lebih
menyenangkan, namun tidak semua hewan hidup dengan nyaman.
Ambil
contoh mudahnya, kucing. Jika kita dilahirkan menjadi kucing peliharaan yang
disayang oleh pemiliknya sih, enak. Tidak perlu pusing memikirkan akan makan
apa hari ini karena sudah disediakan, buang air dibersihkan, dielus-elus dengan
penuh kasih sayang, dijadikan teman bercerita. Lalu bagaimana jika terlahir
sebagai kucing liar? Apa tidak memikirkan strategi mencuri ikan di rumah orang?
Belum lagi jika si pemilik rumah tidak berperasaan, bisa-bisa disiram air atau
diusir dengan cara apapun agar tidak kembali lagi ke rumah itu. Hujan,
kedinginan. Sakit, tidak ada yang mengurus. Beruntung jika ada orang baik yang
sudi mengadopsi. Jika tidak? Mati pun sendirian. Aku pernah membaca sebuah
artikel yang menyebutkan bahwa kucing yang akan mati justru memilih untuk
menyendiri. Mereka bersembunyi agar tidak ada seorang pun yang mengetahui
kematiannya. Jika apa yang disebutkan oleh artikel itu benar, apa tidak terlalu
menyedihkan?
Bagaimana
jika menjadi sayuran?
Bayangkan
saja, dirimu adalah sawi. Manusia menananmu untuk dikonsumsi. Akan ada saatnya
mereka merebusmu bersama mie instan atau mengolahmu sedemikian rupa dan
berproseslah dirimu di dalam saluran pencernaan mereka. Setelah proses yang
panjang itu, kamu akan keluar dalam wujud feses dan mengarungi perjalanan
bersama teman-temanmu yang lain di dalam septic
tank.
Atau
mungkin kamu mau menjadi benda mati seperti batu, misalnya? Yasudah, kamu tidak
akan merasakaan apa-apa. Kamu hanyalah benda mati yang tidak bernyawa.
Menjadi
manusia juga belum tentu bisa hidup dengan nyaman. Kecuali jika kamu terlahir
sebagai kaum mayoritas, lahir dari orang tua mapan, keluarga penyayang dan
pengertian, berpendidikan, berada di lingkungan yang positif, visual tidak
terbantahkan, penuh talenta, sehat secara jasmani maupun rohani, dicintai
banyak orang, dan bahagia. Sayangnya hal seperti itu hampir sangat mustahil.
Tidak ada kehidupan yang semulus itu. Setiap manusia punya kekurangan dan
permasalahan hidupnya masing-masing.
Intinya,
mau jadi apapun dirimu jikalau dilahirkan kembali, jika tidak memiliki
keberuntungan, ya sama saja. Namun, kamu bisa menikmati hidup tergantung dari
bagaimana caramu menyikapi ketidakberuntungan itu. Biarpun hidup sebagai
manusia banyak pahitnya, rasa manis tidak lantas hilang begitu saja. Ia selalu
hadir walau terkadang tidak kita sadari.
Kalau
ditanya, jikalau dilahirkan kembali, ingin jadi siapa?
Nah,
sejujurnya aku tidak tahu harus menjawab apa. Bila kusebutkan beberapa nama
orang lain, maka orang-orang akan berkata bahwa aku ini tidak bersyukur. Lantas
aku pun kembali merenungkannya. Mereka tidak sepenuhnya salah. Di hati
terdalam, aku masih ingin menjadi diriku. Diriku versi lebih baik dan
terbaiknya. Aku juga tidak rela kehilangan orang-orang yang telah kukenal
sekarang karena hidup sebagai diriku.
Lagipula, kenapa juga harus terlahir dua kali?
"Cuz you can't have a rainbow without a little rain."
BalasHapusTentu mau jadi diri sendiri. I mean, we made it this far, didn't we? And we'll make it all the way, wherever we need to be.
"The good, the bad, and all the blessings in disguise." -A Great Big World
"we made it this far" kenapa bisa2nya gue ga kepikiran kalimat itu ya? makasih udah baca(lagi)๐ค
HapusSemua orang pasti punya sedikit keinginan jadi orang lain , karna semua mahluk punya kelebihan yang kadang menyilaukan mata kita sampai pada titik mata kita cmn terbatas ngerasa diri kita gak cukup bagus dan orang lain paling bagus . Walaupun otak kita udh terbuka pun ttg semua orang punya jatah hal baik . Susah banget emg jadi manusia ternyata . Selalu suka ama tulisan mu din! Love๐
BalasHapussayangnya, apa yang ga kita punya emang sering banget keliatan lebih menarik. makasih udah baca dan apresiasinya!๐๐
HapusJujur din kali ini blog lu sangat rasional sekali isinya, tapi yaa gw rada kecewa sih wkwk, tapi isinya cukup menarik karena mengingatkan kita kembali betapa pentingnya bersyukur, karena setiap orang di dunia ini dilahirkan dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing, dan seharusnya kita bisa jadikan itu pelajaran buat diri kita sendiri supaya kita menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
BalasHapuskecewa kenapa sob?
Hapusyangg satuu ini pun sangatt membukaa mataaa, keren bangett, bikin kitaa ingett kitapun udah cukup keren buat jadi mahluk hidup ini wkwkw sayangg bangett ssamaa tulisan inii wkwkw, sama penulisnyaaa jugaaaa huweee bagian sawii ngakak banget tapi bener bangett
BalasHapus